Pernah melihat mobil yang isinya
seperti ini?
Ini adalah mobil BBG.
BBG disini bukan merek :) tapi istilah untuk mobil yang berbahan bakar gas.
Lho...kenapa berbahan bakar gas?
Jenis kendaraan ini sebenarnya bukan
barang baru. Beberapa Negara telah mengoversi bahan bakar kendaraan bermotor ke
bahan bahan bakar gas. Bahkan belum lama ini, di kota Banten juga sudah
diperkenalkan kendaraan BBG ini.
Baru-baru ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meresmikan peluncuran kendaraan BBG di SMK
Negeri 8 Bandung. Ridwan berharap, dalam jangka 5 tahun ke depan, kendaraan di
Bandung, roda dua dan roda empat, mengarah ke BBG. "Mimpi saya lima tahun
ke depan, perlahan-lahan sudah mulai mengarah ke bahan bakar gas,"
harapnya.
Walikota Bandung tersebut yakin, Bandung bisa menjadi pelopor kendaraan berbahan bakar gas untuk go green, bebas polusi. "Dan saya yakin Bandung sebagai kota inovasi bisa menjadi pelopor gerakan kendaraan berbahan bakar gas. Jadi, kombinasi bahan bakar gas, kombinasi bersepeda, mudah-mudahan polusi akibat dari bahan bakar minyak bisa dikurangi," harapnya.
Walikota Bandung tersebut yakin, Bandung bisa menjadi pelopor kendaraan berbahan bakar gas untuk go green, bebas polusi. "Dan saya yakin Bandung sebagai kota inovasi bisa menjadi pelopor gerakan kendaraan berbahan bakar gas. Jadi, kombinasi bahan bakar gas, kombinasi bersepeda, mudah-mudahan polusi akibat dari bahan bakar minyak bisa dikurangi," harapnya.
Konsep
Bandung ke depan menjadi kota go green, adalah
progam Ridwan untuk kota Bandung yang sangat menarik. Salah satunya dengan
peralihan BBM ke BBG.
"Intinya, Bandung ingin menjadi kota yang go green. Dalam konsep go green itu salah satunya hemat energi dan mengurangi terhadap bahan bakar bebas polusi. Pilihannya bisa listrik atau gas, yang duluan itu yang akan kita lakukan. Saya rasa prospek BBG ke depan bagus," kata Ridwan di kantornya, Balaikota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/12/2013).
"Intinya, Bandung ingin menjadi kota yang go green. Dalam konsep go green itu salah satunya hemat energi dan mengurangi terhadap bahan bakar bebas polusi. Pilihannya bisa listrik atau gas, yang duluan itu yang akan kita lakukan. Saya rasa prospek BBG ke depan bagus," kata Ridwan di kantornya, Balaikota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/12/2013).
Kendaraan berbahan bakar gas adalah
hasil kerjasama modifikasi antara pemerintah kota Bandung, PT. Citra Nusantara Gemilang, dan SMK Negeri 8 Bandung. Selain mobil, kendaraan yang dimodifikasi
adalah sepeda motor.
Kendaraan baik itu motor atau mobil dan
beberapa kendaraan ringan lainnya biasanya menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak)
sebagai bahan bakarnya. Kita sudah mengetahui bagaimana bahan bakar
minyak didapat, diolah dan kemudian digunakan. Ternyata gas yang dihasilkan
oleh kendaraan dengan bahan bakar minyak sangat berbahaya bagi kehidupan
manusia. Penyakit dari mulai gangguan saluran pernapasan sampai ke kanker
menghantui manusia.
Tahukah anda zat apa saja yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor? Mari kita bahas beberapa zat yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
1. Karbon
Monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas beracun,
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Karena sifatnya yang
tidak berbau, CO biasanya bercampur dengan gas-gas lain yang berbau sehingga CO
dapat terhirup secara tidak disadari bersamaan dengan terhirupnya gas lain yang
berbau. Gas ini dihasilkan dari limbah industri terutama dari hasil pembakaran
tidak sempurna gas alam dan material-material lain yang mengandung karbon
(OSHA, 2002).
Karbon monoksida merupakan salah satu
polutan yang terdistribusi paling luas di udara. Setiap tahun, CO dilepaskan ke
udara dalam jumlah yang paling banyak diantara polutan udara yang lain, kecuali
CO 2. Di daerah dengan populasi tinggi, rasio mixing CO bisa mencapai 1 hingga
10 ppmv.
Perubahan
CO menjadi senyawa lain di atmosfer diperkirakan berhubungan dengan terjadinya
perubahan iklim, karena CO diketahui berperan penting dalam pengendalian jumlah
radikal OH di atmosfer.
Oksidasi karbon monoksida secara tidak
langsung juga dapat berpengaruh terhadap energi radiasi berkaitan dengan
terbentuknya karbon dioksida dan ozon troposfer. Berkaitan dengan reaksi
fotokimia yang lambat, CO diketahui mempunyai peranan penting dalam siklus
pembentukan O 3 terutama dalam skala yang luas di atmosfer bebas, sedangkan
VOCs mempunyai peranan penting dalam pembentukan O 3 pada skala lokal (I.Coll,
2006).
Sumber gas CO sebagian besar berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil yang bereaksi dengan udara menghasilkan gas
buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Daerah dengan tingkat populasi
yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki kadar CO yang
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
2. Timbal (Pb)
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan
sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan
secara ekonomi dan merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer.
Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan
bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua
senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar
matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam atau
oksidator.
Emisi
Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel.
Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari
buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping
pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa
tetrametil-Pb dan tetril-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan
bermotor yang berfungsi sebagai antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya
timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb
yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi.
Berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran
bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena tergantung pada
kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi
kandungan Pb pada bensin.
Gas nitrogen
oksida (NOx) ada dua macam yaitu gas nitrogen monoksida dan gas
nitrogen dioksida. Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda
dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Udara yang mengandung gas NO
dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada
dalam konsentrasi tinggi.
Sifat
racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas
gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah
paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian.
Konsentrasi
NO2 lebih tinggi dari 100 ppm bersifat letal pada hewan percobaan ,
dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala edema pulmonary.
Pemberian sebanyak 5 ppm NO2 selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernafas.
Pencemaran
udara oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates (PAN). PAN ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata
terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di
udara dapat menyebabkan terjadinya kanut foto kimia atau Photo Chemistry Smog
yang sangat mengganggu lingkungan.
4. Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana
gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan
bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan
bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau
kadar CO2 di udara kita. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak
berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya
kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan
benda – benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali
ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya
suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik
siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan
dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di
udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect. Untuk
mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya – upaya, yaitu dengan
penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan hutan
dengan baik.
Gas alam
terkompresi (Compressed natural gas, CNG)
adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita
mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih
'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas
buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana
(CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam
bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Konversi ke CNG difasilitasi
dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar
cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur
distribusi CNG yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986.
Apa perbedaan antara LPG dan CNG?
1. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya.
2. Perbedaan penting lain dari sudut pandang fisik adalah bahwa CNG tidak mencair di bawah tekanan tinggi - dan akan tetap menjadi bentuk gas, kecuali didinginkan setidaknya - 164 ° C. LPG, di sisi lain akan menjadi cair bila ditekan atau saat didinginkan (karena itu Nama "Liquefied Petroleum Gas").
3. CNG secara langsung berasal dari daerah gas. Satu-satunya proses yang kadang-kadang perlu dilakukan, adalah menyaring gas terlebih dahulu. Tapi biasanya, gas dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar setelah proses kompresi.
Namun bagaimanapun juga, LPG, adalah produk buatan. Ini adalah campuran dari beberapa gas yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, gas-gas ini perlu dicampur, sebelum mereka dapat digunakan sebagai bahan bakar.
4. CNG memiliki bagian besar dari Hidrogen dan karena itu lebih ringan daripada udara (atribut ini sebenarnya membuat CNG sangat aman: sekali ada kebocoran dalam sistem, gas hanya akan dilepas ke atmosfer). LPG di sisi lain, adalah dua kali lebih berat seperti udara. Gas ini biasanya merupakan produk- hasilan yang menumpuk dari pengeboran minyak serta penyempurnaan minyak.
Kendaraan berbahan bakar gas kenapa tidak?
Dengan kebutuhan masyarakat terhadap kepemilikan kendaraan bermotor yang makin meningkat namun tetap ramah lingkungan, karya ini harus diancungi jempol. Kebutuhan kita akan kendaraan bermotor untuk melakukan rutinitas keseharian tapi tidak merugikan kehidupan kita sendiri adalah hal yang utama.
BBG kenapa tidak? Pindah dari kebiasaan ke hal yang lebih menyehatkan, seperti pindah ke lain hati namun menentramkan.
Sumber :
http://www.dirgantara-lapan.or.id/jizonpolud/htm/co.htm
http://jabartoday.com/opini/2012/09/30/1152/6403/karya-siswa-smk-dan-pendidikan-karakter